Kesabaran dan ketenangan membawa Austria melangkah dari kualifikasi Euro 2016.


Austria bersukacita merayakan kemenangan 4-1 atas tuan rumah Swedia, Selasa (8/9) malam, karena untuk kali pertama memetik hasil jerih payah sendiri dalam menggapai putaran final Kejuaraan Eropa. Sebelumnya, pada 2008, partisipasi Austria ditentukan berkat status sebagai tuan rumah bersama. Pelatih Marcel Koller menuai pujian atas keberhasilan ini, tapi sukses Austria didapat setelah beberapa kali membentur kegagalan.
Kejayaan sepakbola Austria adalah warisan dunia lama. Dalam buku sejarah pasti banyak ditemukan rujukan tentang Matthias Sindelar, pelatih Hugo Meisl dengan formasi WM kegemarannya, Wunderteam, serta dua kali kesuksesan Austria menggapai semi-final Piala Dunia 1934 dan 1954. 
Rujukan bersejarah selanjutnya tentang sepakbola Austria adalah romansa Cordoba. Ketika itu dua gol Hans Krankl menundukkan Jerman Barat 3-2 dalam pertandingan terakhir mereka di Piala Dunia 1978. Empat tahun berselang di Gijon, Spanyol, kedua tim malah bermain mata guna menyingkirkan Aljazair.
Nyaris sepanjang lebih dari 30 tahun tak ada lagi yang bisa diceritakan tentang sepakbola Austria. Partisipasi di Piala Dunia 1990 dan 1998 berakhir dengan kegagalan di fase grup. Itulah partisipasi terakhir mereka di Piala Dunia. Jika tidak ditunjuk menjadi tuan rumah bersama Swiss, belum tentu Austria pernah merasakan langsung pengalaman di putaran final Euro.
Wajar kalau kemenangan besar 4-1 di Stockholm dirayakan dengan gegap gempita oleh publik Austria. Koller mengaku belajar banyak dari pengalaman menangani Das Team sejak 2011. Terutama ketika dikalahkan Swedia di pertandingan menentukan kualifikasi Piala Dunia 2014, dua tahun silam.
"Kami berjarak lima menit saja untuk melaju ke play-off Piala Dunia. Tapi meski kami terus berkembang, dalam satu dua situasi kami masih kekurangan jam terbang dan mungkin ketenangan. Keduanya diperlukan untuk bersaing dengan tim papan atas," jelas pelatih berkebangsaan Swiss itu dilansir laman resmi FIFA tahun lalu.
"Kami ingin belajar dari kesalahan yang kami buat selama dua tahun terakhir dan tampil lebih baik di kualifikasi Euro."

Tanpa perlu menyita banyak perhatian, Austria mengukir rekor super. Setelah diimbangi Swedia 1-1 pada laga perdana, Das Team memetik tujuh kemenangan beruntun! Di antara seluruh peserta kualifikasi, rekor Austria hanya kalah dari Inggris yang memetik hasil sempurna. Impresif.
Lebih impresif lagi karena ketika ditunjuk Koller bukan lah pelatih super. Selepas pensiun sebagai gelandang Grasshoppers dan timnas Swiss, Koller beralih menjadi juru taktik. Klub terakhir yang ditanganinya adalah VfL Bochum. Selama empat tahun jabatan itu diembannya sebelum dipecat pada 2009.
Prestasi terbaik kepelatihan Koller adalah membawa Bochum promosi ke divisi teratas Bundesliga pada 2006 dan di musim berikutnya menduduki peringkat kedelapan klasemen akhir. Hubungan Koller dengan fans Bochum tak bisa dikatakan baik karena keputusan melepas sejumlah pemain favorit, prestasi yang memburuk, dan gaya permainan yang membosankan.
Total kemenangan yang diraih Koller selama berkarier sebagai pelatih adalah 41 persen. Tak banyak ekspektasi yang diharapkan ketika Koller dipercaya menangani timnas Austria mulai 1 November 2011. Tanpa nyana Koller mampu mengubah warisan dunia lama sepakbola Austria menjadi kisah sukses di era modern.

0 komentar:

Post a Comment